Selasa, 02 Februari 2010

bukan salah kafein

ribut jangkrik meraung sunyi malam
tiba hujan sendu merintih
bagaimana bisa sepi
meski aku hanya sendiri
apa kata gelombang sinyal
apa kata pelacur di seberang laut
aku tau semua

retina dan gendang telinga
mungkin tak bisa sangkal
mana bunga mana lumpur
mana tuak mana air suci
putih adalah hitam
merah adalah hitam
hitam adalah hitam

taburan tetes di genangan
sampai ke keringat di dinginnya malam
mungkin tak bisa sangkal
apa guna nama bila semua adalah hitam
luapkan asap-asap kecut dari tubuhmu
sentuh lumpur-lumpur dosa tebal
injakkan dalam-dalam
karena kau adalah korban kehidupan

kupu-kupu masih tak mengerti
mengapa ia diusir sekejap ia hadir
tapi janin itu memang harus mati
seperti embrio yang ditelan tangan pendosa berjubah putih
apa guna asa bila hadirnya aku binasa
mengkerutlah, larutlah
bagai pil-pil pewarna air seni

aku masih disini
terpisah sekian kilometer
dalam hinanya aku memintamu disini
karena kau sama
kita sama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar